Sudah hampir
2 jam Rendy mendengar cerita yang tak kunjung berhenti meluncur dari bibir
Dini. Rendy tidak pernah bosan mendengar cerita-cerita yang Dini sampaikan
dengan riang. Walaupun terkadang Rendy merasa cerita yang Dini ceritakan itu
tidak penting. Hingga suatu hari, Rendy hanya menanggapi cerita Dini seadanya.
“Ko
kamu nanggepinnya gitu doang sih daritadi?” tanya Dini yang mulai heran dengan
sikap Rendy.
“Ha? Gitu
doang gimana maksudnya?” jujur saja, Rendy sadar akan perubahan dirinya.
“Gitu
deh. Kayak ga niat. Udah males dengerin cerita aku ya? Yaudah deh, aku berhenti
cerita.”
“Yah ko
gitu sih?? Aku dengerin ko.” Ucap Rendy sambil menggenggam tangan Dini agar
Dini percaya padanya. Dini hanya terdiam dengan wajahnya yang terlihat masam.
“Jelek
ah kalo cemberut gitu, senyum dong, sayang…” Rendi berusaha membuat Dini
tersenyum. Namun, Dini hanya terdiam dan menundukkan wajahnya. Rendi semakin
heran dengan sikap Dini yang tiba-tiba berubah.
“Din?”
Rendi mencoba merangkul Dini namun dia merasa tubuh Dini mulai berguncang. Apa Dini menangis?
“Hey,
Din? Dini?? Yah… ko nangis?”
“Kamu
jahat, ga seneng kan denger aku cerita terus?” tanya DIni dengan isakan tangis
yang ditahan. Bukannya menanggapi tuduhan Dini, Rendy malah tersenyum lembut
dan menatap Dini lekat-lekat.
“Aku
diem bukan berarti aku ga seneng dengerin kamu cerita terus, Din…”
“Terus
apa?” tanya Dini dengan suara ketus yang dibuat-buat.
“Aku
lagi bersyukur ketemu dan punya wanita yang seperti kamu. Aku bersyukur masih
bisa denger kamu terus cerita sama aku, Din…”
“Bohong…”
ucap Dini pelan. Tanpa ia sadari, wajahnya mulai merona karena kata-kata Rendi.
“Yeeeh,
ga percaya?” tanya Rendy menantang. Tiba-tiba
saja Rendy menangkup wajah Dini dengan kedua tangannya lalu mencium kening Dini
lembut.
Dini
merasakan detak jantungnya yang semakin cepat. Beribu-ribu sayap kupu-kupu
seolah-olah memenuhi perutnya.
Rendy
menatap wajah Dini lekat-lekat lalu tersenyum sarat makna dan berkata, “I love you
as much as you love to talk, Dini.”
Dini
tidak sanggup menahan senyumnya mendengar perkataan Rendy yang terdengar
bergitu manis di telinganya, I love you
as much as you love to talk, Dini.
No comments:
Post a Comment